BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang
mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian
permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh di dalam cairan). Bahan yang dapat
digunakan sebagai media untuk pembuatan nata adalah air kelapa sehingga
produknya dikenal dengan nata de coco. Selain itu bahan lainnya adalah sari
nanas (nata de pina), kedelai (nata de soya) atau buah lain yang mengandung
glukosa. Mikroba yang aktif dalam pembuatan nata adalah bakteri pembentuk asam
asetat yaitu Acetobacter xylinum. Mikroba ini dapat merubah gula menjadi
selulosa. Jalinan selulosa inilah yang membuat nata terlihat putih.
Air kelapa (1 ltr) gula (7.5-10%) 0.06% (NH4) 2SO4
dipanaskan sampai gulanya larut kemudian disaring untuk menghilangkan sisa-sisa
kulit kelapa. Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau
asam cuka hingga kisaran 3-4. kemudian diinokulasi dengan biakan nata/air
kelapa konsentrasi tinggi (10%). Dituang dalam wadah fementasi. Wadah ditutup
dan diperam selama 8-14 hari hingga lapisan mencapai ketebalan kurang lebih 1.5
cm. Setelah pemeraman selesai, nata dipanen, dicuci, dihilangkan asamnya dengan
perebusan atau perendaman dalam air selama tiga kali (air diganti tiap hari).
Nata kemudian dipotong-potong dan direbus kembali, ditiriskan. Perebusan
selanjutnya dalam larutan gula 40% selama 30-45 menit. Dibiarkan semalam dalam
larutan gula. Selanjutnya nata siap dikonsumsi.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembuatan
Nata De Coco dengan baik
2.
Apa saja yang terkandung dalam Nata de Coco
3. Apa manfaat Nata
De Coco bagi manusia
C.
Tujuan
1. Untuk Proses
Pembuatan Nata De Coco dengan baik
2. Untuk
mengetahui komposisi dalam Nata De Coco
3. Untuk
mengetahui manfaat Nata De Coco bagi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nata De Coco
Nata De Coco merupakan
produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter
xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai
dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata
merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama
akan semakin tebal.
Pembuatan Nata de Coco yaitu pemanfaatan sumber gula
sebagai sumber tenaga, sebagian gula disintetis menjadi selulosa atau Nata,
sebagian gula diuraikan menjadi asam cuka yang menurunkan derajat keasaman (pH)
medium sampai 3.0 – 2.5 sehingga medium semakin asam. Untuk dapat menghasilkan
masa yang kokoh, kenyal, tebal putih, dan tembus pandang, diperlukan suhu
inkubasi (pemeraman) komposisi, dan derajat keasaman (pH) media.
1. Pemeliharaan Kultur Murni
Acetobacter xylinum
Biarkan atau kultur murni Acetobacter xylinum diperoleh
di laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Bogor.
Kultur tersebut tumbuh pada media Hassid Barker. Koleksi kultur dapat dalam
bentuk kering beku dalam ampul, maupun dalam bentuk goresan dalam agar miring
(slant agar). Koleksi kultur dalam bentuk kering beku dalam ampul dapat
bertahan hidup bertahun-tahun tanpa peremajaan. Sedangkan koleksi kultur dalam
agar miring perlu peremajaan setiap 2-3 bulan. Kebanyakan koleksi kultur
pemeliharaannya dengan cara peremajaan dilakukan pada media agar miring.
Pemeliharaan koleksi kultur yang dimiliki dapat
dilakukan dengan cara: pembuatan media Hassid Barker Agar (HBA) dalam tabung
reaksi dan peremajaan kultur setiap 2-3 bulan. Komposisi media HBA adalah
sebagai berikut: sukrosa 10%, (NH4)2SO4 0,6 g/L, K2HPO4 5,0 g/L, ekstrak khamir
2,5 g/L 2 % asam asetat glasial, agar difco 15 g/L . Media HBA dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan disterilkan dalam autoclave 121 oC, 2 atm, selama 15
menit. Media dalam tabung reaksi masih panas diletakkan mring hingga membeku
untuk menghasilkan media agar miring. Peremajaan dapat dilakukan dengan cara
menggoreskan 1 ose kultur kedalam media agar miring yang telah dipersiapkan.
Kutur baru diinkubasi pada suhu kamar, selama 2-3 hari. Kultur akan tumbuh pada
media HBA miring dengan bentuk sesuai alur goresan. Kultur yang terlah
diremajakan siap untuk kultur kerja, dan sebagian disimpan untuk kultur simpan
atau kultur stok (Stock Culture).
Acetobacter xylinum ini memiliki sifat yang unik, yaitu bila ditambahkan pada medium gula
akan membentuk suatu polisakarida yang dikenal dengan “Selulosa
ekstraselluler”. Selain itu mempunyai aktivitas oksidasi lanjutan atau “over
oxydizer”, yaitu mampu mengoksidasi lebih lanjut asam asetat menjadi CO2
dan H2O.
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal, yang
tidak terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme
tersebut akan tampak, ukuran bakteri berkisar antara panjang 0.5 – 10 ? dan
lebar 0.5 – 2.5 ? tergantung dari jenisnya (? = 1 mikron = 0.001 mm). Bakteri
hidup secara tradisional kosmopolit baik di udara, tanah, air, bahan makanan,
tubuh manusia, dan tumbuhan.
Variasi bentuk bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi
oleh arah pembelahan, umur dan syarat pertumbuhan tertentu, misalnya makanan,
suhu dan keadaan yang tidak menguntungkan bagi bakteri, bentuk bakteri terdiri
dari; bakteri batang (silindris), bentuk bulat (kokus), bentuk spiral
(spirilum). Sedangkan struktur sel bakteri ada flagella, dinding sel, membran
sel, kapsul, DNA pada daerah nukleus dan ribosom (Pratiwi et al., 2004).
2. Persiapan
Substrat
Sustrat adalah media pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum, bentuk cair yang didalamnya mengandung nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan Acetobacter xylinum, untuk menghasilkan Nata de Coco.
Cara penyiapan substrat untuk pembuatan Nata de Coco
dengan bahan baku air kelapa ádalah sebagai berikut; air kelapa yang diperoleh
dari pasar disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Ke dalam air kelapa
ditambahkan sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v). Gula ditambahkan sambil
dipanaskan, diaduk hingga homogen. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1
liter air kelapa bergula yang disiapkan) ditambahkan dan diaduk sambil
didihkan. Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam acetat glacial (asam
cuka ) sebanyak 2% atau asam cuka dapur 25% (16 ml asam asetat untuk setiap 1
liter air kelapa). Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam outoclave
pada suhu 121 oC, tekanan 2 atm, selama 15 menit (atau didihkan selama 15
menit).
3. Penyiapan
Starter
Starter adalah
bibit Acetobacter xylinum yang telah ditumbuhkan dalam
substrat pertumbuhan kultur tersebut sehingga populasi bakteri Acetobacter
xylinum mencapai karapatan optimal untuk proses pembuatan nata, yaitu 1 x 109
sel/ml. Biasanya kerapatan ini akan dicapai pada pertumbuhan kultur tersebut
dalam susbtrat selama 48 jam (2 hari).
Penyiapan
starter adalah sebagai berikut: substrat disterilkan dengan outoclave atau
dengan cara didihkan selama 15 menit. Setelah dingin kira-kira susu 40 oC,
sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol steril volume 500 ml. Substrat dalam
botol steril diinokulasi (ditanami bibit bakteri Acetobacter xylinum)
sebanyak 2 ose (kira-kira 2 pentol korek api), bibitAcetobacter xylinum. Substrat
digojog, sebaiknya menggunakan shaker dengan kecepatan 140 rpm ( secara manual
digojog setiap 2-4 jam ). Starter ditumbuhkan selama 2 hari, pada suhu kamar.
4. Fermentasi
Fermentasi
adalah suatu proses pengubahan senyawa yang terkandung di dalam substrat oleh
mikroba (kulture) misalkan senyawa gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa
/ Nata de Coco), baik merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan
dalam situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses
katabolisme maupun proses anabolisme.
Fermentasi
substrat air kelapa yang telah dipersiapkan sebelumnya prosesnya sebagai
berikut; substrat air kelapa disterilkan dengan menggunakan outoclave atau
dengan cara didihkan selama 15 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40oC.
Substrat dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan permukaan yang lebar,
dengan kedalaman substrat kira-kira 5 cm. Substrat diinokulasi dengan
menggunakan starter atau bibit sebanyak 10 % (v/v). Substrat kemudian diaduk
rata, ditutup dengan menggunakan kain kasa. Nampan diinkubasi atau diperam
dengan cara diletakan pada tempat yang bersih, terhindar dari debu, ditutup
dengan menggunakan kain bersih untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
Inkubasi dilakukan selama 10 – 15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi
ini tidak boleh digojok. Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen.
B. Manfaat Nata De Coco
Nata de coco merupakan
produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter
xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai
dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata
merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama
akan semakin tebal.
Semula
industri nata de coco dimulai dari adanya industri rumah
tangga yang menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini
dikenal dengan nama nata de pina. Dikarenekan nenas sifatnya
musiman, pilihan itu jatuh kepada buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan
dalam jumlah yang cukup besar serta ditemukan secara merata hamper diseluruh
pelosok tanah air. Di skala industri, nata de coco sudah
dikenal sejak diperkenalkannya pada tahun 1975. tetapi, sampai saat ini,
industri nata de coco masih tergolong sedikit (di Indonesia).
Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir
ini, Negara berkembang sedang melirik industri nata de coco.
Ada beberapa
kelebihan atau daya tarik dari nata de coco yang menjadikannya
sebagai sebuah industri yang cukup menjanjikan, diantaranya :
Pertama, nata
de coco dikenal sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat akan
serat memang sesuatu hal mutlak, terutama masyarakat menengah keatas. Sejalan
dengan berkembangnya era globalisasi masyarakat mendatang mulai melirik masalah
kesehatan. Kesehatan bahkan dijadikan kebutuhan utama dibandingkan dengan
kebutuhan lainnya. Dannata de coco sangat baik untuk kesehatan
karena serat yang dikandungnya. Akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang rela
menghabiskan uangnya guna mengkonsumsi tambahan serat dalam bentuk suplemen. Nata
de coco adalah produk alami. Kecendrungan asyarakat adalah lebih
tertarik kepada produk alami dibandingkan produk sintetis.
Kedua, nata
de coco kaya akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat masa
depan adalah kecendrungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi merupakan suatu
kebutuhan. Dan lagi-lagi nata de coco menjawab harapan
masyarakat, nata de coco kaya akan gizi. Didalam nata
de coco sendiri terkandung protein, lemak, gula, vitamin, asam amino,
dan hormn pertumbuhan.
Ketiga, nata
de coco mempunyai rasa yang lumayan enak. Disamping kaya akan gizi,nata
de coco juga enak dikonsumsi. Jika dicampur dengan es teler, es krim
atau fruit cocktail menjadikannya makanan yang mengundang selera.
Keempat, bahan
pembuatan nata de coco mudah diperoleh dan tidak bersifat
musiman.Nata de coco terbuat dari air kelapa. Dan kelapa sudah
banyak dan hampir tersebar merata diseluruh pelosok tanah air. Kelapa juga
berbuah sepanjang tahun dan tidak bersifat musiman.
Kelima, proses
pengolahan dan peralatan industri nata de coco sederhana dan
tidak memakan waktu yang lama. Pembuatan nata de coco tergolong
cukup sederhana. Inductri rumah taggapun mampu memproduksinya. Waktu
pembuatannya juga tergolong singkat, sekitar satu mingu sudah dapat dikonsumsi.
Keenam, industri nata
de coco, merupakan industri yang ramah lingkungan.Ketujuh,
industri nata de coco belum begitu pesat perkembangannya.
Peluang ini jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, bukan mustahil akan
mendatangkan keuntungan yang besar.
Demikianlah
beberapa kelebihan yang dimiliki nata de coco sebagai industri
masa depan yang cukup menggiurkan. Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut
(desert). Nata de Coco adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung
selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan.
Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepat
produk Nata de Coco sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan ini
memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur
kenyal, aroma segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan
desert memiliki daya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco
menjanjikan nilai tambah. Pembuatan nata yang diperkaya dengan vitamin dan
mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini.
Nata de Coco
dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung
gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk
bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling
banyak dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum
termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatip,
aerob, berbentuk batang pendek atau kokus.
Pemanfaatan
limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan
pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat
pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa
dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air
kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara
lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth
promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri
penghasil nata (Acetobacter xylinum).
Adanya gula
sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinum sebagai
sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit
diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat
pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan
mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan
aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk
menghasilkan selulosa.
C. Kandungan Nata De Coco
1. Nata De Coco
Kaya akan Serat
Meski
berasal dari limbah kelapa, nata de coco laku dijual. Sebab, bahan makanan yang
berasal dari air kelapa tersebut rasanya enak, selain rasanya enak dan cocok
bagi banyak lidah, juga kaya serat. Nilai tambah lainnya, sebagai
komoditi ekspor yang banyak peminatnya di Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.
Tanaman
kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman serbaguna, baik untuk keperluan
pangan maupun nonpangan. Setiap bagian dari tanaman kelapa bisa dimanfaatkan
untuk kepentingan manusia. Karena itu, pohon kelapa dijuluki sebagai The Tree
of Life (pohon kehidupan) dan A heavenly Tree (pohon surga).
Tanaman
kelapa banyak terdapat di daerah beriklim tropis. Kelapa diperkirakan dapat
ditemukan di lebih dari 80 negara. Indonesia merupakan negara agraris yang
menempati posisi ketiga setelah Filipina dan India, sebagai penghasil kelapa
terbesar di dunia. Buah kelapa merupakan bagian paling penting dari
tanaman kelapa karena mempunyai nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Buah
kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu 35 persen sabut, 12 persen
tempurung, 28 persen daging buah, dan 25 persen air kelapa.
Daging buah
kelapa selain nikmat disantap langsung (terutama kelapa muda), juga sering
dimanfaatkan untuk pembuatan santan, kopra, dan minyak. Dari total produksi
kelapa di Indonesia, 34,7 persen diolah menjadi santan, 8 persen minyak
klentik, dan 57,3 persen kopra.
Selain itu,
makanan ini dapat membantu mencegah terbentuknya kanker usus. Kandungan dietary
fiber dalam nata de coco, secara tidak langsung juga membantu menjaga kesehatan
jantung, mencegah pembekuan darah dalam pembuluh darah (coronary thrombosis),
dan juga mengurangi risiko terkena diabetes dan memperbaiki usus.
Bagian
penting lain dari buah kelapa adalah airnya, yang oleh beberapa orang masih
dianggap sebagai limbah. Satu buah kelapa rata-rata mengandung sekitar 200 ml
air kelapa. Jumlah ini dipengaruhi oleh ukuran kelapa, varietas, kematangan,
dan kesegaran kelapa. Produksi air kelapa cukup berlimpah di Indonesia,
yaitu mencapai lebih dari dua juta liter per tahun. Namun, pemanfaatannya dalam
industri pangan belum begitu menonjol, sehingga masih banyak air kelapa yang
terbuang percuma. Selain mubazir, buangan air kelapa dapat menimbulkan polusi
asam asetat yang terbentuk akibat fermentasi air kelapa. Air kelapa mempunyai
potensi yang baik untuk dibuat minuman fermentasi karena kandungan zat gizinya
yang kaya dan relatif lengkap, sehingga sesuai untuk pertumbuhan mikroba.
Komposisi gizi air kelapa tergantung pada umur kelapa dan varietasnya.
Air kelapa
mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein, lemak, gula, sejumlah vitamin,
asam amino, dan hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimal, yaitu 3 gram per
100 ml air kelapa, tercapai pada bulan keenam umur buah, kemudian menurun
dengan semakin tuanya kelapa. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa,
sukrosa, dan sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air kelapa muda terasa
lebih manis dibandingkan air kelapa tua.
2. Aneka Rasa
Nata
Istilah nata
berasal dari bahasa Spanyol yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai
natare, yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa, santan
kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tahu, atau sari buah (nanas, melon,
markisa, pisang, jeruk, jambu biji, stroberi, dan lain-lain). Pemberian
nama untuk nata tergantung dari bahan baku yang digunakan. Nata de pinna untuk
yang berasal dari nanas, nata de tomato untuk tomat, serta nata de soya yang dibuat
dari limbah tahu.
Dalam
perkembangan industri nata belakangan ini, bahan pangan ini umumnya dibuat dari
air kelapa. Nata dengan rasa buah dibuat dari air kelapa, tetapi ditambahkan
citarasa buah. Kita pun mudah mendapatkan produk nata dengan rasa vanila, stroberi,
pisang, jeruk, jambu biji, nanas, dan lain-lain. Adanya beragam rasa ini
mempunyai arti penting dalam upaya memasyarakatkan produk ini di Indonesia.
Nata de coco
merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter
xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-benang
selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai
ketebalan beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga
dianggap sebagai selulosa bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih,
transparan, berasa manis, bertekstur kenyal, dan umumnya dikonsumsi sebagai
makanan ringan.
Starter atau
biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan
nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri
ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami
fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk.
Bila mikroba
ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah
19 persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media itu
berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk
jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.
Pohon kelapa
termasuk dalam keluarga (Palmaceae), golongan monocotyledonae yang merupakan
tumbuh-tumbuhan daerah tropik dan asli Indonesia.
Keluarga
palmae (palem) umumya tidak bercabang dan mempunyai berkas daun yang berbentuk
cincin. Daunnya menyirip atau berbentuk kipas dengan pelepah daun yang melebar.
Karangan bunga umumnya terletak di ketiak daun dan sering dikelilingi satu atau
lebih seludang daun.
Air kelapa
dari buah tua hanya mengandung beberapa vitamin dalam jumlah kecil. Kandungan
vitamin C –nya hanya 0.7 – 3.7 mg/100 mg air buah, asam nikotinat 0.64 g/ml,
asam panthotenat 0.52 g/ml, biotin 0.02 g/ml, riboflavin 0.01 g/ml dan asam
folat hanya 0.003 g/ml. selain itu, air kelapa dari buah yang tua juga
mengandung asam amino bebas sebanyak 4.135 g/100 g sisa alkohol. Air kelapa dapat
digunakan untuk berbagai keperluan. Selain sebagai penyegar tenggorokan, juga
dapat diolah menjadi sirop, Nata de Coco dan lain-lain.
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat
yang diperlukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
- Kompor
- Talang
- Panci
- Tali
- Sendok Kayu
2. Bahan
Adapun bahan
yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
- 10 L Air
Kelapa
- ½ gelas cuka
glacial (As. Asetat 100%)
- 4 sdm Gula
Pasir
- Starter (Bakteri
Acetobakter xylinum)
- 4 sdm Pupuk
ZA
- pH Meter
(Kertas pH)
B. Cara Kerja
1. Air kelapa
disaring dan dimasak sampai mendidih, setelah mendidih diarkan selama 10 menit.
2. Tambahkan
bahan-bahan yang lain dan biarkan mendidih selama 10 menit.
3. Cek pH
hingga mencapai pH 3 – 4.
4. Masukkan
kedalam talang yang telah disterilkan terlebih dahulu, tutup dengan Koran yang
terlebih dahulu disemprot alkohol. Simpan di tempat yang aman, diamkan selama
sehari (24 jam).
5. Tuang
Starter (Bakteri Acetobakter xylinum) kedalam talang, simpan
ditempat yang aman.
6. Diamkan
selama 5 sampai 7 hari, Nata siap Panen
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pengamatan
B. Pembahasan
Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut (desert).
Nata de Coco adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa
kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan.
Kadungan kalori yang rendah pada Nata de Coco
merupakan pertimbangan yang tepat produk Nata de Coco sebagai makan diet. Dari
segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika yang tinggi, penampilan
warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma segar. Dengan penampilan
tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik yang tinggi. Dari
segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai tambah. Pembuatan nata yang
diperkaya dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk
ini.
Nata de Coco
dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang mengandung
gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri
asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak
dipelajari adalah Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter
xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri Acetobacter
xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau
kokus.
Pemanfaatan
limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan
pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat
pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa
dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air
kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara
lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth
promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri
penghasil nata (Acetobacter xylinum).
Adanya gula
sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter xylinumsebagai
sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya
adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan
mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba,
sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas
enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel Acetobacter xylinum untuk
menghasilkan selulosa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam air
kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata
de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa
1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+ 3,54 gr/l, serta adanya
faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang
mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (Acetobacter
xylinum).
B. Saran
Pada saat
melaksanakan praktikum diharapkan para praktikan agar hati-hati dan teliti
dalam melaksanakan praktikum, supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
this story really touching
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswahh ini nih yang saya cari.. nice info
BalasHapusManteb nih
BalasHapusijin copas untuk tugas ya gan, ane cantumin co webnya thanks sebelumnya :)
BalasHapus